Problem yang sering dialami pada pemancar radio FM sehingga menyebabkan komplain dari warga sekitar pemancar adalah : Spurious dan Harmonics. Apalagi pemancar berdaya di atas 3000 watt, hal ini seringkali menjadi masalah ketika filternya kurang bagus.
Ada banyak orang yang salah kaprah mengartikan kedua hal tersebut, bahkan seringkali tertukar. Oleh karena itu, mari kita bahas agar tidak salah lagi.
1. Spurious Emission
Spurious Emission atau pancaran palsu adalah frekuensi radio yang tidak sengaja dibuat atau dikirim.
Misal : sebuah exciter pemancar FM disetting di frekuensi 95.1. Tapi setelah dicek di radio tuner FM, ternyata siarannya muncul di 4 frekuensi yang berbeda, yaitu 87.7, 89.7, 93.8 dan 95.5. Inilah yang dimaksud dengan RF Spurious atau Spurious Emission (Pancaran Palsu). Atau istilah jawanya adalah : MANAK atau NGENDOK. Hal ini bisa menyebabkan komplain dari radio lain yang tertutupi frekuensinya jika pancaran spurious ini terlalu kuat.
Umumnya spurious disebabkan karena masalah di oscilator. Sehingga oscilator perlu dituning agar frekuensinya tidak ngendok.
2. Harmonics Frequency
Berbeda dengan spurious yang biasanya muncul di sekitar frekuensi utama, harmonics atau harmonisa parasit / frekuensi harmonik muncul di frekuensi kelipatan dari frekuensi utama atau dasar. Misal frekuensi utama di 100 MHz, maka akan muncul harmonisa pertama (yang paling kuat) di 200 MHz, lalu harmonisa kedua (mulai menurun kekuatannya) di 300 MHz, lalu harmonisa ketiga di 400 MHz, harmonisa ke empat di 500 MHz, harmonisa ke lima di 600 MHz, harmonisa ke enam di 700 MHz dst. Nah, jika harmonisa ini terlalu kuat, maka akan bisa sampai pada frekuensi Televisi VHF maupun UHF, sehingga kita kenal dengan istilah “NYEPLET KE TIVI TETANGGA“.
Sumber dari harmonik ini bisa berasal dari oscilator transmitter (exciter) ataupun dari booster. Untuk meredam frekuensi harmonik dibutuhkan LPF (low pass filter) ataupun HPF (high pass filter). Yang paling sering digunakan adalah LPF yang berupa (1) lilitan/kumparan disertai kapasitor dan (2) cavity filter (untuk pemancar berdaya besar > 6KW).
Low Pass Filter (LPF) adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam atau menahan frekuensi tinggi.
LPF hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada filter LPF yang ideal, sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis filter pasif, dengan respon frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan.
Selain itu, harmonics bisa muncul dikarenakan antena yang tidak matching. Untuk itu gunakan antenna analyzer seperti RIG EXPERT untuk matching antena yang tepat.
Untuk menganalisa adanya harmonic dan spurious bisa dengan alat ukur berupa Spectrum Analyzer. Umumnya perakit pemancar memiliki alat seperti ini. Harganya mulai 20 juta ke atas.
Kesimpulan
Berikut gambaran untuk lebih mempermudah memahami kedua hal di atas :
Spurious adalah frekuensi liar / palsu yang berada di sekitar frekuensi utama. Sedang harmonics adalah frekuensi liar yang muncul di kelipatan frekuensi utama. Umumnya harmonic akan semakin melemah seiring bertambahnya kelipatan.
Merakit pemancar tidak sama dengan merakit audio amplifier. Diperlukan ketlatenan dan alat-alat yang cukup, seperti SWR, dummy load dan spectrum analyzer. Perakitan yang bagus, dengan menambahkan shielding yang tepat, juga akan mengurangi terjadinya spurious dan harmonics.
Referensi :
_http://elektronika-dasar.web.id/low-pass-filter-lpf-rc/